Duluiseng nyari nilai ekstra. Tidak ada cita-cita ke situ. Ternyata seru bermain sepakbola dan berlanjut sampai sekarang. Dulu waktu kecil juga kalau di pantai sama teman-teman suka main bola sama
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Saya akan menceritakan kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini.....Nama saya Muklis Tain, biasa dipanggil Muklis atau Tain, saya lahir pada tanggal 31 Desember 1991 di Jepara. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lainnya, artinya normal, tidak lain dari yang masa saya masih bayi, saya di asuh oleh nenek dari ibu saya, beliau sangat sayang kepada saya. Beranjak pada umur 2-3 tahun saya baru bisa berbicara, dan yang lucunya pada saat saya baru bisa ngomong saya selalu memanggil ayah dan ibuku dengan diawali kata “mbek”, jadi mbek bapak atau mbek ibu. Itu kata dari nenek saya, saya sendiri juga tidak tahu apa sebabnya, mungkin karena dengar dari suara kambing dibelakang rumah bapak, saya juga tidak tahu sampai sekarang. Setelah saya berumur 6 tahun, saya masuk sekolah TK Tama Kanak-kanak, waktu TK saya sangat pendiam dan selalu mengalah, dan waktu TK saya sangat senang dengan pelajaran menggambar dan berhitung. Pada masa-masa TK saya sudah mandiri,,artinya berangkat dari rumah ke TK sendiri tanpa diantar orang tua seperti anak-anak lainnya, saya tidak pernah menangis seperti teman-teman yang melewati masa-masa TK, saya lanjut ke MI Madrasah Ibtidaiyyah pada umur 7 tahun, waktu itu saya sudah bisa membaca, jadi pada saat pelajaran membaca, saya tidak pernah disuruh maju kedepan kelas untuk membaca seperti teman-teman yang lainnya, dan itu membuat saya salah sangka pada guru saya, saya mengira kalau guru saya tidak menganggap saya, sampai akhirnya saya tidak mau sekolah saya berumur 10 tahun atau pada saat kelas 4 MI, saya sering memperhatikan sepupu saya yang sedang membuat dekorasi Pengajian, saya selalu memperhatikan dan selalu bertanya apa nama alat yang sedang dipegangnya, apa fungsinya, hingga saya merasa sangat ingin untuk mencoba membuat dekorasi pengajian dan akhirnya saya diajarkan oleh sepupu saya pada kelas 1 MTS untuk membuat dekorasi pengajian sampai saya bisa membuat sendiri Pada saat saya kelas 2 MTS saya mulai tertarik dengan pelajaran agma, karena sepupu saya dari peasntren, kebetulan sepupu saya juga lumayan pintar masalah ilmu agama, saya pun banyak bertanya-tanya tentang ilmu agama kepada beliau sampai saat saat kelas 3 MTS saya agak bingung untuk melanjutkan ke sekolah mana yang seharusnya saya pilih, tapi pada saat itu saya memutuskan untuk tidak sekolah dan memilih untuk mondok di pesantren selama 4 di kajen pondok pesantren maslakul huda putra yang dipengasuhi KH. Sahal Mahfudz untuk belajar ilmu agama. Sampai pada akhirnya saya tidak betah dipesantren karena terlalu banyak hafalannya dan makannya hanya tahu dan tempe serta terong itupun tidak ada rasanya manis atau akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi kerumah dan melanjutkan sekolah, pada waktu itu pun saya masih bingung untuk sekolah dimana dan pada akhirnya saya memutuskan untuk sekolah MA. dokpri Wahid Hasyim Bangsri jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, disini saya sangat banyak mendapatkan pelajaran baru dan pendidikan, terutama pendidikan tentang kehidupan yang belum tentu dirasakan oleh anak MA disini saya mulai belajar ilmu umum tapi ada juga ilmu agamanya, dan ini membuat saya lebih mengerti kalau menuntut ilmu itu tidak hanya ilmu agama saja tapi juga ilmu umum dan disini saya memiliki teman baru yang sangat baik serta solidaritas sangat erat dalam mencari ilmu bersama susah senang kami selalu bersama. Itulah yang saya rasakan selama 3 tahun. Setelah dipenghujung masa MA saya ingin sekali kuliah dengan jurusan Dakwah dan Komunikasi, karena saya sangat penasaran dengan Dakwah dan Komunikasi, selain itu juga saya ingin menjadi seorang guru. Tetapi disamping itu juga saya ingin kuliah dengan jurusan Pendidikan Agama Islam, karena saya bercita-cita ingin menjadi guru agar ilmu yang sudah saya dapatkan dari guru-guru saya dapat bermanfaat untuk orang lain. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil jurusan Dakwah dan Komunikasi dan orang tua saya sangat setuju dengan keputusan saya, karena orang tua saya lebih menyarankan saya untuk mengambil jurusan Dakwah dan orang tua saya tidak menuntut harus mengambil jurusan itu, artinya orang tua saya memberi kebebasan pada saya. Sebenarnya saya juga ingin masuk di jurusan Pendidikan Agama Islam, tetapi orang tua saya kurang setuju dengan itu, dan saya pun akhirnya saya kuliah di Universitas Islam Nahdlatul Ulama’ Jepara dengan jurusan Dakwah dan Komunikasi melalui jalur umum yang diseleksi melalui tes dari dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama’. Dan pada akhirnya saya diterima difakultas yang saya hanya itu kisah singkat hidup saya dari kecil hingga saat ini.Mukhlis____An___Naatiq 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
\n \n kisah hidup sejak kecil sampai sekarang
Buahhati pertamanya, Ahmad Irvan (4), mengidap hydrocephalus sejak usia tiga bulan. Ipan, panggilan anaknya itu, kini sehari-hari hanya bisa telentang. Kadang tangisan keluar dari mulutnya atau sesekali sebentuk senyum merekah di mulut mungilnya. "Bisanya ya cuma ini. Kadang keluar suara kayak kucing.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ketika masih kecil menurut saya adalah anak yang nakal seperti anak yang suka bermain dengan teman tanpa memikirkan pelajaran sekolah, malas belajar, suka ketiduran di kelas mungkin karena lelah akibat terlalu lelah bermain dengan teman di siang hari hingga hampir memasuki waktu maghrib. Karena kemalasan saya dalam belajar akhirnya saya tidak naik kelas dan terpaksa harus mengulang pelajaran kembali dan ketika tidak naik kelas sangat malu ketika bertemu teman teman saya yang telah naik kelas tapi saya menyadari bahwa hal tersebut akibat kesalahan saya karana malas belajar. dan ketika saya tidak naik kelas dan harus mengulang pada kelas yang sama maka saya tidak perlu membeli buku pelajaran kembali karena saya sudah mempunyai buku pelajaran yang terdahulu tetapi harus membeli buku tambahan untuk pelajaran baru. Semasa kecil atau pada masa belajar di bangku sekolah dasar ada pelajaran yang paling saya takuti dan mata pelajaran tersebut adalah pelajaran matematika dan ketika guru saya menyuruh maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan menunjuk murid untuk mengerjakan soal matematika maka saya akan menunduk atau mengumpat dibalik punggung teman saya yang duduk dibangku di depan saya. Dan biasanya di sekolah saya satu persatu harus maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dan akhirnya saya maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan perasaan ketakutan karena sebelumnya tidak mempelajari pelajari mata pelajaran matematika. dan setelah saya selesai mengerjakan soal matematika setelah di nilai oleh guru saya dengan penilaian banyak kesalahan dan akhirnya di tunjuk murid lain atau teman saya yang mampu mengerjakan soal matematika dan kalau tidak salah akhirnya saya dihukum untuk berdiri didepan kelas karena tidak bisa mengerjakan soal matematika. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang amat teramat menakutkan untuk diri saya dari kecil hingga dewasa karena saya tidak bisa mempelajari matematika mungkin karena saya kurang berusaha keras atau kurang gigih dalam mempelajari pelajaran matematika. pada masa kecil hingga dewasa pelajaran matematika selalu membuat jantung saya berdebar kencang karena ketakutan untuk mengerjakan soal oleh guru. Menurut saya guru saya sudah mengetahui bahwa saya tidak bisa atau tidak mampu untuk mengerjakan soal mata pelajaran matematika dan mungkin guru atau teman teman saya sudah dapat mengetahui dan melihat pada diri saya ketakutan sekali untuk mengerjakan mata pelajaran matematika baik dibuku tulis maupun mengerjakan soal matematika di papan tulis dan yang akhirnya selalu digantikan oleh murid atau teman saya yang bisa untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis. pada masa sekolah dasar saya pernah mendapatkan nilai nol 0 untuk pelajaran matematika hal tersebut di karenakan saya tidak belajar dan nilai rapot saya selalu banyak merah dimata pelajaran yang susah menurut diri saya. Setelah lulus sekolah dasar SD sering perasaan sedih menghinggapi atau datang pada diri saya dan yang membuat saya sedih karena setelah lulus sekolah dasar maka saya akan tidak berpisah atau tidak bertemu lagi dengan teman teman saya semasa sekolah dasar. pada saat yang sama saya juga sedih karena harus berpisah dengan guru guru saya dan apapun yang terjadi walaupun hati terasa sedih karena harus berpisah dengan teman teman dan guru guru saya maka kenangan yang menyedihkan tersebut harus saya lalui. Memasuki masa sekolah menengah pertama saya tidak diterima di sekolah negeri karena nilai evaluasi melajar tahap akhir nasional Ebtanas murni atau yang biasa disebut dengan sebutan Nem tidak mencukupi untuk belajar di sekolah negeri. akhirnya saya mengikuti test di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya di terima Ketika memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan bertambahnya mata pelajaran tetapi tetap mata pelajaran matematika yang amat teramat saya takuti karena pada saat memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan mempelajari mata pelajaran matematika semakin sulit. mungin karena sebelumnya saya tidak mempelajari mata pelajaran matematika dengan serius oleh karena itu mata pelajaran matematika saya sebut mata pelajaran yang tersulit tetapi bagi murid yang rajin belajar atau sering mempelajari matematika maka mata pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah. Maka selama satu tahun saya belajar di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya saya pindah ke sekolah negeri dan alhamdulillah saya di terima untuk pindak kesekolah negeri dan pada saat pertama saya memasuki sekolah negeri sebagai murid baru maka bagian atau tahap pertama yang harus saya lakukan adalah melakukan perkenalan diri. Pada saat saya harus berdiri memperkenalkan diri di depan kelas dengan di saksikan banyak murid padahal sebenarnya saya orang yang tidak percaya diri untuk berbicara didepan banyak orang. yang akhirnya saya berusaha memberanikan diri saya untuk berbicara di depan banyak orang dan saya berusaha untuk tidak berbicara banyak agar cepat untuk tidak berbicara di depan kelas atau di depan banyak teman teman saya. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya

Penasarankan seperti apa kisah hidup Hanum Mega? Berikut adalah kisah hidup Hanum Mega dimulai dari orang tuanya yang bercerai hingga sukses seperti sekarang. 1. Orang tuanya bercerai, ia tinggal dengan ibunya. Ayah dan ibunya sudah berpisah sejak lama. Ia kini memilih tinggal bersama sang ibu yang masih sendiri.

Kisahdari masa kecil Jackie Chan serta awal karirnya yang penuh tantangan inilah yang kali ini akan kami bagikan kisahnya berikut ini. Harus Hidup Sendiri Sejak Usia 7 Tahun Terlahir dengan nama Chan Kong-sang di Hongkong pada 7 april 1954, Jackie merupakan anak satu-satunya dari sepasang orang tua yang merupakan bekas pengungsi Perang Sipil

Setelahbangkit, Rio kini berusaha untuk menolong teman-temannya yang juga mengalami depresi dengan memberikan motivasi untuk berjuang. Melalui detikHealth, Rio menitipkan pesan kepada orang di luar sana yang ada keinginan untuk mengakhiri hidup. "Selalu ingat apa yang lo cintai dan mereka yang mencintai lo. Pikirin mereka yang mencintai lo aja. Hidupadalah sebuah rangkaian peristiwa yang akan menjadi sejarah unik dan tak terulang. Hal ini akan terjadi pada semua fase kehidupan. Pastinya ada kisah yang tak akan bisa dilupakan dan terkenang sepanjang masa. Khususnya masa-masa sekolah yang bisa dikatakan masa paling indah seperti di lagu-lagu romantisme masa kini. Masa sekolah sejak kecil yaitu TK hingga kuliah pasti terselip kisah 1YENk2d.
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/409
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/194
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/242
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/149
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/463
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/514
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/24
  • r3m2fh9ng2.pages.dev/136
  • kisah hidup sejak kecil sampai sekarang